Rabu, 22 Agustus 2018

Bike to Work (B2W)

Bike to work (B2W) atau bersepeda ke tempat kerja bukanlah budaya yang memasyarakat di negara kita, jalan dipenuhi oleh sepeda motor dan mobil. Berbeda dengan tempat lain, di Amsterdam-Belanda misalnya, jalan dan parkiran kereta di sana dipenuhi oleh sepeda.

Sepeda Amsterdam
Amsterdam - Belanda

Jauh....
Jarak yang jauh, bisa saja merupakan salah satu alasan mengapa kita tidak memilih B2W, tapi lihat dulu screenshot Facebook Group (Jakarta B2W - Bike to Work) di bawah yang bisa bikin geleng-geleng kepala [1]:

Jarak Tempuh Sepeda

diantara mereka ada yang menempuh 12 km, 15 km, 20 km bahkan 32 km. Jarak 6 km atau 12 km PP untuk saya tergolong dekat. Bila ragu tidak mampu PP, bisa dicoba one way dulu...

Mixed-mode commuting adalah alternatif lain bila jarak tempuh jauh, kita bisa menggunakan sepeda lipat kemudian naik kereta (KRL), tapi tentunya saat gerbong kereta agak lengang, bisa pagi banget atau agak siang, kalau jam masuk kantornya agak siang. Sepeda lipat juga bisa dimasukkan bagasi taksi (konvensional/online) jika ada sesuatu yang menyebabkan kegiatan bersepeda terganggu (kelelahan, ban bocor, hujan, dll).

Mixed mode commuting
Mixed-mode Commuting by Ajie Artotian [2].

Lambat....
Lambat, bisa saja merupakan salah satu alasan mengapa kita tidak memilih B2W, tapi kalau kita hidup di kota besar seperti Jakarta, banyaknya lampu merah dan jalanan yang macet membuat perbedaan kecepatan antara motor dan sepeda tidak begitu signifikan, bahkan sepeda bisa diangkat saat macet parah (tidak bergerak) ... cari jalan alternatif... melewati portal atau trotoar... upps... [3] (https://bit.ly/2w7kE89 )

Rizki Kurniawan Hadi Jarak Tempuh
34,7 km/h (rata-rata) by Rizki Kurniawan Hadi [1].

Apabila kecepatan rata-ratanya saja 34,7 km/jam, tentu saja kecepatan maksimalnya lebih cepat dari itu, sebaiknya diperhitungkan waktu tempuh dan jam berangkat, agar tidak terlambat. Jarak tempuh 31,3 km.... PP jadi 62,6 km... jarak tempuh yang fantastis.

Arif Isnaeni Jarak Tempuh
Screenshot "Ride with GPS" by Arif Isnaeni

Dari data "Ride with GPS" saya di atas, kecepatan max 29,6 km/jam, kecepatan rata-rata 18,6 km/jam... Jarak tempuh 5,5 km, durasi 21 menit, sama dengan durasi saya kalau naik sepeda motor, kan gak mungkin ngebut kalau lewat jalan kampung atau jalanan yang macet.

Keringetan....
Keringat...itu satu yang dicari dari olah raga ala B2W, baju ganti sebaiknya disiapkan terutama bagi yang kerja kantoran, kan gak asik ngantor tapi bau keringet. Beberapa aktivis B2W bahkan mengenakan jersey khusus bersepeda.

Gengsi....
Gengsi, bisa saja merupakan salah satu alasan orang  enggan B2W. Apa yang kita naiki memang bisa menunjukkan kelas sosial, kan beda kalau naik motor atau mobil, apalagi motornya moge/sports atau mobilnya mewah, tapi sepeda juga ada kelasnya Bos... harga sepeda bisa berkisar 1 juta s.d 100 juta Rupiah [4].

Cuaca....
Hujan atau terik matahari bisa saja merupakan salah satu alasan mengapa kita tidak memilih B2W, tapi perlu dipahami pada jam berangkat (pagi) dan pulang (sore/malam), sinar matahari tidak akan terlalu panas. Kalau hujan bagaimana?... sebenernya sama dengan naik motor, kita bisa menggunakan jas hujan atau malah hujan-hujanan ala beberapa aktivis B2W berikut [1]:

Bike to Work Jakarta
Kehujanan atau tidak Tetep Basah (Keringetan).

Keselamatan....
Tingkat keselamatan mengendarai sepeda bisa disejajarkan dengan mengendarai motor, bahkan, kemungkinan berakibat fatal lebih tinggi pada pengendara motor [12].

Jalan Naik-Turun....
Jika kontur jalan berbukit (naik-turun), kita bisa menggunakan sepeda gunung  (Mountain Bike - MTB), sprocket gear (gigi) sepeda akan sangat membantu untuk melewati tanjakan, seperti video Youtube berikut: https://youtu.be/CRebrA8JDZM

Note:
  • Mungkin terlihat aneh, naik sepeda di jalanan yg penuh sesak oleh motor dan mobil, tapi kalau kita cermati, demi meng-olah raga-kan badan, kita melakukan hal-hal yang aneh, seperti lari tanpa tujuan (muter-muter atau di atas treadmill), mengangkat dan menarik sesuatu di fitness center, mukul-mukul bola kecil pakai tongkat (golf), mengejar dan berebut bola (sepak bola), memukul benda berbulu angsa (bulu tangkis), dll. Apalagi kalau jenis olah raga tersebut pertama kali kita lihat, semakin aneh kelihatannya. Seperti video Youtube berikut: https://youtu.be/Lsn8z-AJxFc
  • Setidaknya dengan B2W beberapa tujuan tercapai yaitu olah raga dan sampai di tempat kerja, dan efek sampingnya adalah ... ngirit .... hehehe...
  • Beberapa manfaat B2W: Menyegarkan badan, Meningkatkan suasana hati, Tubuh lebih ramping [5], Meningkatkan kekuatan otot, Merawat sendi, Menurunkan resiko penyakit [6], mengurangi polusi udara .... Secara simpel dapat dikatakan B2W adalah salah satu investasi kesehatan.
  • Bagi anda yang punya masalah dengan sendi lutut (dengkul basa jawanya), berenang dan bersepeda adalah olah raga yang dianjurkan, karena olah raga ini tidak terlalu memberikan tekanan pada lutut. Kalau tidak ingin tas membebani punggung/tulang belakang, bisa diletakkan di belakang (boncengan/pannier)
  • Ada banyak tipe/jenis sepeda, kita bisa memilih sesuai dengan kebutuhan kita [7], [8]. Kalau saya memilih menggunakan sepeda hybrid, perpaduan antara rangka sepeda gunung (Mountain Bike - MTB) dan roda sepeda balap (Road Bike), perlu diketahui, karena ban yang tipis, sepeda jenis ini tidak cocok untuk jalanan yang rusak/sedang dalam perbaikan.
Hybrid Bike Arif Isnaeni
My Hybrid Bike
  • Bila bingung memilih jenis sepeda, bisa menggunakan panduan pada referensi ini [9].
  • Jika jarak rumah ke tempat kerja jauh, sebaiknya anda latihan dulu, misalnya mencoba bersepeda di akhir pekan, dari jarak yang pendek kemudian berangsur-angsur semakin jauh.
  • Kalau jarak tempuh jauh sebaiknya sediakan air minum, agar tidak dehidrasi.
  • Jarak tempuh 6 km atau PP 12 km bagi saya memang kadang terasa kurang, untuk menambah keringat sesampainya di rumah, kadang saya memainkan Nunchaku/Ruyung ataupun bermain dengan Samsak :-) 
  • Kalau tidak ingin keringetan (gak perlu ganti baju), naiknya pelan-pelan saja (15 km/jam), kalau ingin keringetan banget ya sebaliknya.... bisa dianalogikan antara lari (keringetan) dan jalan (tidak keringetan), walaupun jarak tempuhnya sama jauhnya.
  • di Saudi, sebagian warganya olah raga (lari-lari) setelah maghrib/isya maklum siang di sana panas. Jadi jarang ada B2W disana, beberapa orang yang terlihat melakukan B2W adalah para pekerja konstruksi yang berasal dari Afrika ataupun pekerja sektor lain dari Asia Selatan.
  • Saya tidak menyarankan menggunakan sepeda yang mahal agar tambah pede, sepeda juga bisa hilang, seperti motor dan mobil. Walaupun jalan kaki, kita juga pede,  kaki adalah alat transportasi yang paling handal dan diperlukan, bisa dibayangkan kalau kita tidak punya kaki.
  • Kerugian akibat kemacetan sangatlah besar, data di Jabodetabek di tahun 2017 saja mencapai 100 Triliun [10], volume kendaraan dan volume jalan sangat tidak seimbang, itulah mengapa negara maju sangat memperhatikan transportasi umum, tentu banyak pejalan kaki dan juga pesepeda di sana.
  • Melakukan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan tentu lebih mudah dibandingkan melakukan sesuatu yang baru [11]...  kalau B2W adalah hal baru bagi anda... kata kuncinya adalah "Mulai"...jangan terlalu banyak dibayangkan/dipikirkan.... bisa-bisa malah gak jadi B2W.
  • B2W cocok buat anda yang tidak punya waktu berolah raga, bisa karena tidak sempat atau tidak mau meluangkan waktu (lebih milih aktivitas lain), ataupun alasan lain misalnya akses yang sulit ke tempat olah raga (kendala jarak, biaya, jadwal pemakaian tempat, jumlah pemain, dll).
Referensi:
[1]. Jakarta B2W - Bike to Work https://www.facebook.com/groups/90674207791/
[2]. https://www.facebook.com/groups/bike2workindonesia/permalink/10156688669617560/?__tn__=K-R
[3]. https://www.facebook.com/groups/90674207791/permalink/10156756233577792/
[4]. https://sepedaku.org/sepeda-polygon/
[5]. https://www.vemale.com/kesehatan/77277-bike-to-work-ini-alasan-mengapa-anda-harus-melakukannya.html
[6]. https://www.gentlemancode.id/read/kesehatan/Bike-to-Work-Kenapa-Enggak-Ini-6-Alasannya
[7]. https://sains.kompas.com/read/2017/05/22/112007120/sepeda.apa.yang.cocok.untuk.anda.?page=all
[8]. http://gooesinfo.blogspot.com/2016/07/jenis-sepeda-berdasarkan-kegunaanya.html
[9]. http://store-id.polygonbikes.com/panduan-memilih-sepeda.html
[10]. https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/04/093800026/kerugian-akibat-kemacetan-di-jabodetabek-capai-rp-100-triliun
[11]. https://sains.kompas.com/read/2018/06/12/203600823/berapa-lama-waktu-yang-dibutuhkan-untuk-mengubah-kebiasaan-
[12]. https://www.lewisandtompkins.com/which-is-more-dangerous-riding-a-bike-or-riding-a-motorcycle.html